Friday, July 12, 2013

Sebelum Senja | (Lomba menulis cerpen)

Hai.

Sebelumnya, maaf.
Beberapa minggu ini saya jarang sekali menulis di sini. Kepala saya terdistraksi oleh godaan liburan serta godaan menulis secara offline. Yah, walaupun sebenarnya itu memang niat saya. Sebelum kembali menulis, saya ingin menikmati keindahan-keindahan kecil yang saya temukan lalu mencatatnya. Berharap, keindahan kecil ini dapat menjadi sebuah tulisan besar nantinya. Jadi, sekali lagi saya minta maaf.

Agar blog ini masih bernafas, saya mengadakan lomba menulis cerpen. Hadiahnya memang tidak banyak, hanya pulsa sebesar 50.000 rupiah. Namun sekiranya cukup untuk menghubungi kekasihmu, kan? Hahaha.

Langsung saja. Jadi, kau tidak akan menulis cerpen secara utuh, namun diminta untuk mengembangkan potongan cerpen di bawah ini. Kau dapat melanjutkan potongan tulisan ini menjadi genre apa saja; romantis, misteri, thriller, sci-fi, apapun. Yang perlu diingat, potongan cerita ini beralur maju, jadi tidak mungkin untuk menulis sebuah prekuel. Namun menggunakan alur campuran tetap diperbolehkan, dengan catatan bagian paling akhir harus tetap beralur maju. Potongan cerita ini menggunakan POV orang pertama, jadi dimohon untuk menggunakan POV orang pertama juga.

Copy-paste potongan cerita ini di awal ceritamu, lalu mulailah menulis. Setelah kau selesai menulis, dimohon untuk mempublisnya di blog/wordpress/tumblr. Untuk formatnya, ketik "Sebelum Senja" sebagai judul cerita lalu sertakan "lanjutan dari www.adityadinata.blogspot.com/sebelum-senja" di bagian akhir ceritamu. Tweet link cerita pendekmu dengan format "Sebelum Senja - (url). Cc: @AdotAdinata @celotehsaya." Dan tulisan paling lambat dipublis dan di-tweet pada tanggal 19 Juli 2013, pukul 18.00.

Kriteria penilaian adalah:
1) sinkronitas antara potongan cerita dengan cerita lanjutanmu,
2) keunikan cerita,
3) gaya bahasa dan tentunya diketik sesuai EYD.

Sekian dan selamat menulis.

:)
***

http://s5.favim.com/orig/74/book-coffee-photography-read-Favim.com-766778.jpg

"Silakan kopinya."
"Makasih mbak."
Seraya si pelayan pergi, kusesap perlahan cappuccino pesananku. Hangat.

Bagiku, kopi ialah pemanis di kala senja. Aku tidak paham dengan anggapan orang-orang yang membenci kopi hanya karena ia pahit. Pahitnya kopi mampu menyadarkanku bahwa hidup tidak selamanya manis. Kopi sanggup membuatku nyaman meski kepala sedang suntuk-suntuknya. Dan kopi ialah teman yang baik bagi mereka yang sedang sendiri. Seperti orang yang sedang menunggu. Seperti aku.

Kulirik jam tanganku.
Satu jam. Sudah satu jam aku berada di cafe yang bahkan sebelumnya belum pernah aku singgahi. Sejenak kuperhatikan sekeliling. Interior cafe ini cukup cantik. Dinding yang berlapis wallpaper berwarna coklat begitu serasi dengan lantai parquet. Jam antik serta meja-meja kayu yang tampak kuno menambah nuansa vintage. Lagu-lagu akustik John Mayer yang terus diputar membuatku percaya jika pemilik cafe ini memiliki selera musik yang bagus. Di sudut cafe, terlihat beberapa remaja sibuk bergurau satu sama lain. Di sudut yang lain, sepasang kekasih sedang asik bermesraan. Semua orang larut menikmati suasana. Kecuali aku.

"Semoga aku nggak salah tempat," batinku.
Kuingat-ingat lagi surat itu. Ya, surat aneh yang kudapat sehari yang lalu. Tidak ada nama pengirim, hanya berisi tulisan pendek mengenai permintaan untuk bertemu disertai alamat, tanggal, dan waktunya. Di baliknya terdapat sebuah foto seorang anak lelaki menggenggam tangan seorang anak perempuan. Semakin kuperhatikan, semakin aku yakin jika anak lelaki di foto itu aku. Berbagai macam pertanyaan seperti siapa pengirimnya, ada keperluan apa ia ingin menemuiku, dan kenapa ia bisa memiliki fotoku waktu kecil mengubur segala rasa takutku.

Dan di sinilah aku. Menunggu.
Kau tahu? Menunggu ialah pekerjaan yang mengesalkan. Menunggu membuatmu gelisah. Menunggu membuatmu resah dan tak nyaman. Dan kau hanya bisa menduga-duga tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Suara bel menandakan pintu cafe itu terbuka. Seorang perempuan dengan kemeja flanel berjalan masuk. Ia terlihat seperti mencari sesuatu, atau mungkin seseorang.

.....

6 comments:

  1. Kak Adot, mau tanya cafe tempat kakak biasa nongkrong sambil nulis itu dimana sih? Kok aku penasaran sama cafenya ya? Makasih :)

    ReplyDelete
  2. Cafe yang kayak kak Adot sebutin di atas itu lokasinya dimana yaa? Makasih :D

    ReplyDelete
  3. Saya dulu pasti nongkrong di Sagan Huiss, sayangnya udah tutup dan pindah. Untuk nulis kebanyakan di rumah sendiri. Untuk cafe di atas itu fiksi, tapi yang paling mendekati itu ayara coffee shop belakang CK Sudirman.

    ReplyDelete
  4. Haha oke.. Owalah ayara. Saya suka aja sama latarnya. Oke makasih, Kak. Keep writing! :)

    ReplyDelete
  5. Maksud kak Adot CK itu Circle K ? Emang di daerah sudirman ada CK ya Kak?

    ReplyDelete