Salam,
Nona Naya.
Sebelumnya,
aku meminta maaf telah lancang menulis sebuah surat kepadamu. Sesungguhnya aku tak
pandai menyusun kata demi kata, berbicara pun gagu. Tetapi aku tak bisa menahannya.
Sesuatu dalam diri memerintahkan jemariku untuk bekerja, menulis untukmu. Tidak,
saya tidak ingin menyimpulkan jika apa yang saya rasakan adalah cinta. Kau tahu
Nona, aku adalah orang yang skeptis dengan kata cinta. Ia sungguh lunatik,
manipulatif. Mungkin cinta ialah buah terlarang yang menghukum umat manusia. Atau
mungkin cinta ialah tiran yang begitu kejam hingga sanggup membuat mereka yang
menyembahnya menderita.
Nona
Naya,
Apakah
Nona ingat bagaimana kita pertama kali bertemu? Sebuah acara peluncuruan buku
di sebuah galeri di Jalan Kaliurang. Aku hadir sebagai tamu undangan karena
sahabatku adalah penulisnya. Sedangkan kau hadir untuk meliput acara ini,
bukan? Untuk pertama kalinya, aku melihatmu Nona. Kau sungguh cantik serta menarik.
Bagaimana kau berpenampilan, bagaimana kau mengungkapkan ide kepada kolegamu,
bagaimana kau tersenyum menjadi daya tarik tersendiri bagiku. Meski gemetaran,
kuajak dirimu berbasa-basi. Aku ingin membuatmu terkesan. Anggur demi anggur,
tawa demi tawa. Segala sesuatunya berjalan melebihi harapanku. Semakin larut,
semakin kusadari kau lebih dari sekedar wanita. Pikiranmu selayaknya samudra—sungguh
dalam dan misterius. Aku tenggelam padamu, Nona.
Nona
Naya,
Apakah
Nona percaya dengan kematian? Setiap hal yang menyusun materi di semesta tak ada
yang abadi, kecuali kematian itu sendiri. Ia adalah akhir yang agung dari kisah
yang kita tulis sendiri. Sebagian orang mengaitkannya sebagai pengalaman religius—kita
datang dan pasti akan pulang ke hadapan-Nya. Sebagian lainnya menghubungkan
kematian dengan teori nihilisme serta ketidakriilan dunia. Tidak, aku tidak setuju
dengan keduanya. Bagaimana denganmu, Nona?
Nona
Naya,
Sekali
lagi, maafkan aku karena telah lancang menulis surat ini. Aku ingin sekali
berhubungan denganmu—bertukar pikiran, ditemani secangkir kopi di batas senja. Semoga
setelah surat ini, akan ada cerita selanjutnya tentang kita.
Sekian.
Selamat
malam, Nona Naya.
baguussss:')
ReplyDelete